www.gunadarma.ac.id

  • RSS
  • Skype
  • Facebook
  • Yahoo

Twitter

katakan TIDAK pada "Plastik Hitam"

Author Unknown - -
Home » katakan TIDAK pada "Plastik Hitam"

Hindari kantong plasti berwarna hitam. Terutama untuk membungkus makanan! Peringatan ini sudah dikeluarkan beberapa waktu yang lalu oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Dikemukakan bahwa kantong plasik berwarna hitam perlu diwaspadai karena merupakan produk daur ulang yang riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui. Kita tidak tahu, apakah sebelum dijadikan kantong plastik atau yang sering disebut kantong keresek yang berwarna hitam itu, bekas wadah peptisida (rancun serangga), pembungkus limbah rumah sakit, pembungkus kotoran hewan/manusia, pembungkus llimbah logam berat beracun atau bekas kantong mayat dan lain sebagainya.
            Proses daur ulangnya pun menggunakan bahan kimia yang membahayakan kesehatan. BPOM telah melakukan pemantauan langsung dalam proses daur ulang kantong plastik berwarna terutama warna hitam yang tidak terjamin kebersihannya.
            Sebaiknya masyarakat menggunakan kantong plastik yang tidak berwarna atau bening. Janganlah mewadahi makanan siap santap dengan kantong plastik daur ulang tersebut. Andaikan mau mewadahi makanan dengan kantong plastik tersebut sebaiknya dilapisi dahulu dengan bahan yang aman untuk kesehatan seperti daun atau kertas putih polos. Jadi langsung tolak jika pedagang membungkus makanan yang anda beli dengan plastik hitam.

Kenali jenis plastik
            Tak semua plastik aman untuk makanan. Ada wadah atau kemasan plastik yang dirancang memang bukan untuk makanan. Sebagaian dari jenis wadah plastik yang beredar di pasaran mengandung komponen kimia berbahaya bagi kesehatan, misalnya mengandung zat aditif yakni zat kimia tambahan untuk melenturkan, untuk antilengket atau anti ultraviolet.
            Saat terjadi kontak langsung antara plastik dengan makanan yang dikemas, khususnya makanan berkuah atau setengah basah, atau berminyak, atau bersifat asam dapat terjadi perpindahan bahan-bahan kimia dari plastik ke dalam makanan. Makanan yang terkontaminasi zat kimia itu setelah dikonsumsi amat berbahaya bagi tubuh. Efek yang dirasakan tubuh memang tidak langsung saat itu juga. Namun bila terus-menerus terjadi, zat berbahaya akan berakumulasi (terhimpun) sehingga memicu terjadinya kanker atau kerusakan ginjal.
            Proses migrasi (perpindahan) komponen plastik berbahaya ini akan makin cepat terjadi pada makanan panas. Makin panas bahan yang disimpan dalam wadah atau kemasan plastik, makin cepat pula proses masuknya zat kimia berbahaya dari plastik ke dalam makanan.
            Lantas, apakah ibu dirumah harus membuang semua koleksi wadah plastiknya didapur? Tidak juga, yang terpenting adalah memastikan bahwa semua wadah plastik tersebut tergolong food grade, artiinya aman untuk pangan. Cirinya ada simbol gelas dan garpu dibawah wadah atau simbol segitiga melingkar dengan nomor ditengahnya. Penomoran ini berguna jika plastik didaur ulang.

Melamin
            Bahan yang merupakan turunan plastik diantaranya melamin, styrofoam, pvc . wadah melamin pada dasarnya adalah plastik yang dilapisi bahan khusus (melamin) sehingga tampilannya lebih mengilat dan kontras. Hanya saja masyarakat perlu waspada karena dipasaran banyak beredar berwadah bermelamin tetapi ternyata melamin jadi-jadian alias melamin palsu. Hasil uji coba laboratorium BPOM juni 2009menyatakan bahwa diantara 62 produk berbahan melamin yang beredar dipasaran, 30 diantaranya palsu dan membahayakan kesehatan. Selain mengandung formalin (pengawet mayat) melamin palsu bisa melepaskan zat berbahaya pada makanan didalamnya. Melamin yang baik cirinya keras,tebal, dan melamin palsu bercirikan : lebih ringan, harganya murah, dan ada bau khas, cepat berubah warna juga berpori kalau dicuci bau sabunnya sulit hilang.

Styrofoam
            Styrofoam atau plastik busa berbahan dasar plastik jenis styrene yang menghasilkan melalui proses pembusaan. Styrofoam yang ringan dan dapat mempertahankan suhu makanan serta bentuk yang elegan merupakan keunggulan tersendiri. Awalnya diciptakan untuk bahan pelindung pada kemasan barang elektronik agar terhindar dari kerusakan akibat benturan. Tapi sekarang dari mulai pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima memanfaatkannya untuk mengemas makanan. Tidak seperti plastik dan melamin, styrofoam tak ada yang masuk kategori food grade. Jika terpaksa menggunakan styrofoam, pastikan tidak ada kontak langsung antara styrofoam dengan makanan, apalagi yang berkuah, panas, atau asam. Styrofoam yang dilapisi kertas coklat jangan untuk makanan panas karena kertas tersebut juga terlapisi kertas plastik. Di negara maju seperti USA, Jepang, penggunaan styrofoam untuk pangan sudah dilarang sebab bila telebihi ambang batas mengakibatkan gangguan saraf, gugup, sulit tidur, anemia dan menurunnya kesuburan. Di Indonesia pengemasan ini malah ngetren seolah-olah lebih modern memakai styrofoam daripada memakai daun pisang yang jelas-jelas lebih sehat! Orang yang berpikir modern justru memilih kembali ke alam dan meninggalkan gaya hidup Artifisial.