Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi
internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan
harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing
dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap
perubahan lingkungan bisnis..
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Akuntansi
Internasional
Seperti halnya dunia
bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta pengungkapan informasi
finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Radebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada empat belas faktor yang
mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah sifat
kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber pendanaan dan pasar modal,
sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya profesi akuntan, pendidikan dan
riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan, tingkat inflasi, sistem perundang-undangan, dan aturan-aturan
akuntansi.
Lebih rinci, Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara
faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan sebagai
berikut :
1. Sifat kepemilikan perusahaan
Kebutuhan akan
pengungkapan informasi dan pertanggung jawaban kepada publik lebih besar
ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan
pada perusahaan keluarga.
2. Aktivitas usaha
Sistem akuntansi
dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan
manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multi
nasional.
3. Sumber pendanaan
Kebutuhan akan
pengungkapan informasi dan pertanggung jawaban kepada publik lebih besar
ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para
pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber
pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.
4. Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan
laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan,
sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan
keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar
penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk
pemegang saham.
5. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga
membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di
negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan
seragam.
6. Pendidikan dan riset akuntansi
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan
di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi
oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.
7. Sistem politik
Sistem politik yang
dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang
dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut,
seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau
swastanisasi (private enterprises).
8. Iklim sosial
Iklim sosial
diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut
pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.
9. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Perubahan struktur
perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem
akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin.
Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud
seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.
10. Tingkat inflasi
Timbulnya hyper inflation di beberapa negara di kawasan
Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain
sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.
11. Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan
civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan
komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan
common law.
12. Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara
tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi
akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di
negara-negara yangtelah memasukkan aturan-aturan profesional dalam
aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu
Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor
yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam
perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain
adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh system perpajakan, dan
(4) kemantapan profesi akuntan. (5) inflasi, (6) teori akuntansi dan (7)
accidents of history
Sejarah Perkembangan Akuntansi Internasional
Perkembangan
Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi
perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit
kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini
masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi.
Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu
belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang
lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab
dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi
terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double
entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang
terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan
berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang
pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli
matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun,
di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan
untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul
Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa
Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem
pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang
menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem
Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental.
Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan
Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat
perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris
menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula
akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem
pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting
(akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar
pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi
sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan
efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia
menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya
sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika
(Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang
dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika
(Anglo- Saxon).
Konvergensi
Konvergensi
standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat
standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar
sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari
IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh,
mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena
itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah
sama dengan IFRS.
Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili Presiden SBY) sudah
memiliki komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan
tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain
seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan
keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan
konvergensi dengan IFRS). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada
tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012.
Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi
di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan
Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Akuntasi Internasional Berbeda dengan Akuntansi Lainnya
Untuk lebih
jelasnya akuntansi internasional merupakan perbandingan prinsip akuntansi antar
negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standart akuntansi dalam bidang
kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Dalam dunia bisnis
dari tahun ketahun mengalami kompleksitas yang tentunya sangat membutuhkan ilmu
akuntansi untuk itu akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi
yang diperlukan dalam pengambilan keputusan diperusahaan pada setiap perubahan
lingkungan bisnis. Dalam kondisi seperti ini akuntansi memainkan peranan yang
sangat penting dalam masyarakat. Dimana inti dari tujuan akuntansi yaitu
menyediaka ninformasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk
membuat keputusan ekonomi sehingga efisien dan efektif. Dalam pengambilan suatu
keputusan seseorang dituntut untuk memiliki faktor pendukung yang akurat salah
satunya adalah informasi yang dihasilkandalam suatu proses akuntansi.
Keberhasilan suatu usaha atau bisnis selaindiukur dari kinerja keuangan (laba)
juga diukur dari keakuratan dalammenentukan sebuah keputusan yang diambil dari
berbagai pilihanalternative yang ada.
Bidang Akuntansi
sangat beraneka ragam salah satunya adalah Akuntansi intenasional. Akuntansi
internasional muncul karena adanya hubungan kerjasama / bisnis yang dilakukan
antar Negara untuk saling memenuhi kebutuhan masing – masing negara. Dari
transaksi internasional seperti ini yang menjadikan faktor pendukung munculnya
akuntansi internasional. Dimana akuntansi internasional diharapkan dapat
berperan sebagaipedoman untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan
operasilintas batas Negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan
kepadapara pengguna laporan dinegara lain.
Proses
akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standarpelaporan tertentu
yang diatur secara internasional maupun local padanegara tertentu. Namun perlu
kita ketahui bahwa proses akuntansi untuktiap negara memiliki perbedaan. Dimana
perbedaan itu timbul karenaadanya perbedaan dalam bidang budaya praktik bisnis,
struktur politik,system hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi local, risiko
bisnis, dan sertaaturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana
perusahaanmultinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikanlaporan
keuangannya.
Ada perbedaan akuntansi internasional dengan akuntansi
lainya adalah tereletak pada :
1. Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi National Corporation)
2. Batas negara
3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4. Perpajakan Internasional
5. Transaksi Internasional
Akuntansi Internasional Terbagi Atas Tiga Bidang Luas
Didalam akuntansi
internasional terbagi menjadi tiga bidang yang luas, Akuntansi mencakup
beberapa proses yang luas tersebut antara lain:
1. Pengukuran
Dapat memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas
operasisuatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan. Proses
mengidentifikasi,mengelompokkan dan menghitung aktivtias dan transaksi,
memberikanmasukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
2. Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada
parapengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusanatau
proses mengkomunikasikan kepada para pengguna.
3. Auditing
Proses dimana para kalangan professional akuntansi khusus
(auditor)melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran
dankomunikasi.
Sumber :
http://itsmeviiy.wordpress.com/2012/03/17/sejarah-klasifikasi-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-akuntansi-internasional/
http://www.academia.edu/6468602/BAB_I_PENDAHULUAN_AKUNTANSI_INTERNASIONAL